Read: Rinjani A joy and A Lost (part 2) Pada satu kesempatan saya pernah mengatakan satu keinginan pada si Comro untuk memperingati bersama pengulangan tanggal kelahiran alias ulang tahun di Rinjani. Kebetulan tanggal kelahiran kami hanya berbeda 4 hari, dia 6 dan saya 10. Tapi Gunung Rinjani jauh ya, berhubung saya di Bandung, dan saat itu kami masih mahasiswa tingkat akhir. Pertama ngga punya uang, kedua ada yang harus diprioritaskan. Yes, skripsi! Dua tahun setelah kelulusan, setelah masing-masing berjuang mengisi dompet sendiri, Comro menghubungi saya dengan cool nya bilang, "kamu nabung ya. Kita ke Rinjani.". Tentu saja saya menjawabnya dengan, "Oke. kapan?" "Mei." begitu jawabnya. Tapi ternyata saya tidak bisa menabung dengan baik. Situasi finansial sedang carut marut dan rupiah-rupiah itu tak bisa diam di satu tempat. Pendek kata uang saya tidak cukup untuk pergi. Tapi Comro sudah bertekad kami harus pergi. "Kamu ngga usah piki...