Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Between Nurdin Halid and Noordin M. Top

Beberapa hari yang lalu tepat di malam setelah indonesia mengalah pada Malaysia 3-0, saya mendapatkan beberapa SMS penghibur lara. "To Malaysian people, we are really sorry we killed Noordin M. Top. Please take Nurdin Halid as an exchange."

~ PAMIT ~

Aku ingin berkata, ‘ya, aku baik-baik saja. Bahagia.’ dengan lantang kepada mata-mata yang menatapku penuh tanya. Mereka tak mengucap tanya, tetapi mata mereka mengintrogasi. Sungguh aku ingin berkata lantang seperti itu, hanya saja itu akan melanggar janjiku yang tak akan pernah berbohong lagi. Aku tersenyum perih, tapi sebenarnya siapa yang peduli? Mereka tahu ada yang tak beres denganku tapi diam saja. Bahkan orang yang menorehkan luka itu pun acuh tak acuh, mungkin ia sedang tertawa, menggeliat, menikmati angin, atau berjalan dengan rokok kebanggaan menyelip di sela jarinya. Dan aku, aku ingin sekali membuatnya remuk hancur hingga menyamai sakit yang aku derita hingga ia berlutut menangis memohon maaf juga ampun. Sungguh pendendam. Sungguh pemarah. Orang sepertiku sangat pantas ditusuk dengan galah yang diruncingkan ujungnya. Perlahan dan menyakitkan menuju kematian. Agar dia, orang yang menorehkan luka itu, dapat terlengkapi kebahagiannya dengan darah dan nyawa yang terbang.

Rasa yang Membuncah

KEPADA SIAPA Kepada siapa beban kurebahkan tidur sejenak disela hati yang kelelahan dalam suara bergetaran akan sampaikah keluh kucurahkan terhanyut dalam pekat kalbu kelam di sana lah cinta itu padam setan pun berpesta pora merayakan dengki yang membara HABIS KATA Kata berjingkrak di udara ia bergeliat lalu hangus tak berkerak terbakar diam, kata melarat KEPADA PRIA YANG DIAM Kepada pria yang diam beralaskan bingung serta merta kau padam oleh kata-kata yang mendengung membiru cahaya pandangmu menjeratku ke dalam mimpi nyatanya itu jebakan yang kau ramu untuk menghantarku ke alam sepi TENTANG-MU Tengadah ke langit merah senja berkerlap-kerlip memudar perlahan di ufuk sana Kau turunkan sepi dalam gelap malam rindu datang kepagian Kau cipta ruang kosong penyebab rasa kehilangan Kau datangkan pagi  membesut secercah harapan Kau jadikan diriMu kebutuhan agar aku takluk mencariMu mengecap saripati ilmu yang Kau seb

Ketika Kedudukan Sebuah Kondom Dipertanyakan

Sebuah acara di televisi menyadarkan saya, "oh iya, hari AIDS ya??". Lima menit kemudian ingatan saya mengantarkan sebuah gambar yang dibuat seorang teman sekelas zaman SMA kemarin (heh, 4 tahun lalu itu kemarin ya?!). Di sela-sela guru menerangkan dia menggambar seperti berikut: sebetulnya ini gambar reka ulang. berhubung saya tidak punya file asli gambaran saudara Dwi, jadi saya reka ulang gambarnya untuk dihadirkan ke tengah pembaca. Nah, lanjut berlanjut... di atas gambar ada tulisan, "Evil or Angel?" di bawahnya, "Ketika kedudukan sebuah kondom dipertanyakan" Di sisi lain gambar ada tulisan-tulisan berbunyi: " KEEP your HEALTH , INCREASE your SIN , ENJOY your LIFE " Bagi saya, corat-coret karib saya itu adalah kritik sosial, di mana kondom begitu pro dan kontra di kalangan masyarakat kita (apa sih di kita yang ngga pro dan kontra???) yang mengakunya sih masih berbudaya timur . Kondom dianggap sebagai alat kontr