Pikiran saya melayang pada memori ketika kami masih menjadi sepasang camar dan senja. Berbicara tentang jingga sehabis hujan rintik-rintik di tengah kemacetan kota melalui alat komunikasi kecil yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan jempol tangan. Saya mencoba mengingat apa yang sebetulnya saya rasakan pada masa itu, sudah hadirkah kekhawatiran yang kini saya rasakan setiap hari?