Langsung ke konten utama

Insiden Sepatu George W. Bush

Kocak banget pas pertama kali liat videonya wartawan Iraq ngelempar sepatu ke muka presiden Bush, cuma sayang meleset. Kalau kena, pasti udah dapet jackpot tuh!
Saking di bencinya dan hinanya seorang Bush hingga ia dinilai layak menerima lemparan sepatu itu (kira - kira itu sepatu wangi ngga ya??hahaha). Saya juga ngga suka sama Bush, tapi ngga mendukung tindakan wartawan Iraq itu. Bukannya membela, tapi bagaimanapun juga Bush adalah seorang presiden. Meski dia pantas menerima bentuk lemparan apapun atas hal - hal yang dia perbuat, tapi tetap saja hal tersebut tidak di benarkan dalam dunia etika. Sekarang berpikir aja deh, berbuat hal anarki seperti itu tidak membuat kamu terlihat jauh lebih elegan dari Bush. Sebisa mungkin hindari hal - hal konyol yang hanya pantas di lakukan oleh orang - orang tidak berpendidikan dan berotak dangkal. Kalau menurut saya, biarin aja sekarang Bush menikmati masa - masa akhir menjadi presiden Amerika sebelum tahun depan lengser dan di gantikan Barrack Obama. Kenapa masih harus buang - buang tenaga ngelempar sepatu ke arah dia? Ngga sayang tuh sama sepatu? Mahal - mahal di beli cuma buat ngelempar Bush doang.
Ini sudah bukan zamannya lagi kita berpikir primitif, saatnya dengan cerdik kita menggunakan akal sehat. Di luar konteks etika, saya mengacungkan empat jempol saya untuk si wartawan Iraq. Keberaniannya melempar sepatu pada seorang presiden di depan muka umum (Pers) seperti itu patut diiringi decak kagum. Keluarga dan masyarakat Iraq saja sampai menganggap dia sebagai pahlawan berkat keberaniannya itu. Sekarang dia sedang menjalani pemeriksaan polisi dan bukan tidak mungkin akan membuahkan kurungan penjara buat dia. Kalau sampai wartawan itu di penjara, bisa di bayangkan berapa sepatu akan melayang ke muka George W. Bush?
P.S: Bush, you've got to get ready, Sir...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

2:29 am WIB : INSOMNIA

Insomnia adalah gejala [1] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. [2] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur. (Wikipedia) Saya tertidur pukul 21.30-an WIB dan terbangun pukul 23.00-an WIB. Sejak saat itu hingga sekarang saya belum bisa kembali tidur. Mata saya bahkan segar meski tubuh terasa lelah. Otak saya berputar - putar. Jelas, ini bukan kali pertama saya insomnia. Kesulitan tidur sudah menjadi teman akrab, atau bahkan bisa dibilang kebiasaan? mungkin.

Hari Ini, Hari Chairil Anwar: Mengenang Sang Pujangga Nakal

Bolehlah saya mengatakan kalau Chairil Anwar adalah penyair paling mencolok, paling mahsyur di Indonesia. Gaung namanya tak lekang oleh waktu. Tak perduli kamu suka sastra atau tidak, nama Chairil Anwar pasti pernah mendarat di telingamu. Salah satu puisinya pernah kamu baca, meski sebatas di buku pelajaran SMP/SMA. Iya 'kan? Baca Selengkapnya >>