Langsung ke konten utama

Korban Mutasi

Semester 6. semester genap. wah wah,,,asa gancang pisan ieu perjalanan hirup teh eung! edan, asa kamari urang belajar deutsch 1, tiba - tiba ayeuna geus Deutsche Prosa 2. tapi tetep, menutupi kesalahan di semester genap yang lalu, saya bersama beberapa teman seangkatan saya kembali memasukkan Deutsch IV yang berbobot 6 sks itu (yaiks!) ke dalam secarik kertas berkarbon yang biasa kami sebut KRS. heuh, singkatan apapula itu KRS? urang ge poho deui.


Jadwal kuliah semesteran dibagikan dan kami mulai menyalin mata kuliah yang hendak di kontrak semester ini. setelah berdiskusi panjang bersama teman - teman, akhirnya kami sepakat untuk mengulang Deutsch IV barengan semester ini. Soalnya edan wae, mata kuliah berbobot 6 sks itu di semester yang lalu hanya menghasilkan nilai C. C untuk 6 sks?! Mensch, aing asa di naraka! jelas sangad menjatuhkan IPK aing lah, Lur! Kaco ieu mah...jadi we kudu ngulang ka angkatan handap.
Nah, biar nilai aman, sebagai orang - orang yang sudah berpengalaman, saya dan teman - teman nge-Lenong saya memilih kelas Deutsch IV A yang diajar sama Ibu Hesti dan Ibu Kamelia. Selain itu jadwal Deutsch IV A enak, ga pagi - pagi di hari senen yang sungguh menyiksa. Tapi sungguh malang peruntungan kami, di kelas A muridnya (halah, murid...heu euh da sakola lain kuliah ieu teh.euh, berasa muda!) jadi membludak dan sungguh alangkah banyak. Sebel juga sih, ada teman seangkatan saya yang ngulang Deutsch IV gara - gara dia nilainya B. B, Mensch!? What the hell-lah?! What the fuck pisan! please deh ah, maruk pisan sih maneh. Udah gitu dia milih kelas A pula. Cik tuh ah, kalau ga mau nilai B mah mending keur urang we lah. Puyeng!
Hari pertama kuliah ngulang Deutsch IV di kelas, saya langsung masuk daftar orang yang di mutasi ke kelas B.
Dang...!Scheisse!
Frau Amel : Aisya, saya liat kamu jadwalnya ngga ada bentrok sama deutsch B. kenapa kamu ngambil kelas A?
Urang : Ya...ngga apa - apa (kikuk nan BT)
Frau Amel : Kamu pindah ke kelas B aja ya?
Urang : Heh? Mmmm...boleh nolak ngga, Frau?
Frau Amel : Ya, ngga boleh. kalau tetep di sini, ngga akan saya kasih nilai (seraya tersenyum manis)
Urang : Yaudahlah, Frau. (geus pasrah).
Frau Amel : Nah gitu. 2006 lainnya yang harus pindah : Fusila, Ayu Maryastuti, Riski Novianti, Rizki Karunia, Apriadi, sama Ranita.
Hahaha...urang langsung teu jadi BT sendirian. Teman - teman onar saya, my Partners in crime, dimutasi juga ke kelas B untuk lebih mendalami Deutsch IV bersama Frau Cicu Finalia. Di mulai hari senin jam 8 pagi sebanyak 4 sks langsung, tanpa jeda satu kuliah pun dan kamis jam setengah satu siang. Huaaaaahhhhh.....
heh, kalian teman - teman 2006 di kelas A. harusnya pada pindah juga dong, biar kita senasib sepenanggungan bersama! geus mah ngan saeutikan deui 2006 teh...
dan untuk anda yang nilainya B, cik tong maruk teuing, beri kesempatan pada yang lebih membutuhkan nilai atuhlah....

Komentar

  1. ahuaaaahuuuuuaaaaaaa!!!
    sorry to say yeuh ah,aing juga B.
    dan malas mengulang.
    even nilai Deutsch IV merusak koleksi A saya!
    hahahaaaaa.congkak dan pongah!

    kenapa siii ga mau ke kelas B?
    itu kelas gw gitu caaaa.
    kelas yang sangat 'lebendig' lahir batin!
    :p

    akhir kata..
    SELAMAT dan SAKSESH mengulang Deutsch IV yeeee.
    :p


    kotretankecil.wordpress.com

    BalasHapus
  2. heuh, kelas B mun sama bu shitta atau bu amel sih gpp...jeung kelas B mah hari senen 4 sks deuih!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.