Langsung ke konten utama

Berbicara Tentang Senja

Camar:

Aku ingin menikmati senja
bersama diam mu,
meski terkadang diam mu itu menyakitkan

Aku ingin menikmati senja
bersama pelukmu,
larut dalam desir angin dingin menusuk

Aku ingin menikmati senja
terakhir bersama mu,
sebelum kita kembali menjadi malam - malam kelam...
======================================================
Senjana Jingga:

aku akan menunggumu di balik senja
dan kembali merangkai cerita - cerita
yang sempat tercecar
tentang aku
tentang kamu
tentang kita
pada senja - senja berikutnya
hingga kita tak lagi dapat menikmati senja..

- aku rindu,
akan dua mata itu,
yang menatap anggun kepadaku -
======================================================
dah nyampe mana?

To:
Camar
======================================================
Di CK bubat menikmati senja
bersama cokelat panas dan novel seno :)

To:
Senjana Jingga
======================================================
senjamu tak diliputi
hujan disana?

To:
Camar
======================================================
Senjaku dihiasi
rintik hujan yg
membasahi bumi
dan membentuk
pelangi di langit tinggi

To:
Senjana Jingga
======================================================
senja yg indah, sayang...
dan bila senjamu memudar,
ingin sekali ku mengisinya dan
menggores pelangi dalam hatimu
hingga kau tetap merasakan senja...

To:
Camar
======================================================
Gombal kamu!
jika senja terus ada, maka tak
indah lagi. biar senja hilang dan
aku menunggunya kembali. agar aku
di hari esok tetap hidup.

To:
Senjana Jingga
======================================================
Aku hanya ingin menjadi senja
dalam hatimu, saat senjamu datang
di satu belahan bumi lainnya...

To:
Camar
======================================================
Aku hanya ingin senja. dengan semburat
jingga merona. meniupkan damai di hati
sepi. dapatkah kamu, aku tidak tahu....

To:
Senjana Jingga
======================================================
saat aku berkata ingin menjadi senja
dalam hatimu, aku berusaha melarut
bersama jingga masuk ke dalam ruang sepi
hatimu dan menjadikannya damai, pun jika
itu tidak bisa, aku tetap berusaha....

To:
Camar
======================================================
Senja, Senja.....
kamu tidak akan pernah
menjadi senja.

To:
Senjana Jingga
======================================================
=)

To:
Camar
======================================================

End of message.


Senja dan senja. hanya itu yang mereka punya. Malam sungguh pendek, pagi - siang cepat berlalu. maka tersisalah senja, semburat jingga nya yang tersisa. dan mereka takkan pernah bosan berbicara tentang hati yang diliputi senja. Sebuah cerita sederhana, yang hanya mereka berdualah mengerti, tak ada orang lain.

Senja...dan senja... tidaklah terang, tidak juga gelap. Hanya remang. Mungkin seperti itu cinta mereka. *Cinta yang remang. Karena cinta yang jelas dan terang, yakin dan pasti, bersih dan steril, seperti bukan cinta lagi.*


*Penggalan dari cerpen "Linguae" karya Seno Gumira Ajidarma.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.