Langsung ke konten utama

Antara Camar dan Senjana Jingga


Saya cemburu dan akan selalu begitu
kepada bidak - bidak dan papan
kotak - kotak hitam putih. Cuma gara - gara
skak, dia melupakan saya.
DAMN YOU, CHESS!!




Iy iy...

kLo dh ngenet aj

Lupa ma yg Lain, heuuu..


To: >>Camar<<

===============================================

Bukan gtu...td kan hpnya

diKamar.ak pikir km

bakal asik manjat


To: Senjana Jingga

===============================================

iyaa...ms manjat mpe mlm,

trlepas dr men catur dL...


To: >>Camar<<

===============================================

ya kan jaga2 aj,

drpd kecewa dan sebel ky dlu..

Masa ntar papan panjat

dicemburuin jg??!

MAU??


To: Senjana Jingga

===============================================

hmm,kr2 aku

diperkenankan cemburu

g wktu km oL??


To: >>Camar<<

===============================================

Hahaha...cemburu sm apany dlu

neh?sm ak lg OL atau sm dgn siapa

ak OL??heu.


To: Senjana Jingga

===============================================

y menurut km sm

yg mana??


To: >>Camar<<

===============================================

Sm aku lg oL aj...ha.ak kan jg

jealous ny sm catur,bkn dgn siapa ny

kmu catur...


To: Senjana Jingga

===============================================

ak jg sk cembru

dgn siapa km

oL,hahaa....


To: >>Camar<<

===============================================


Percakapan yang menggelikan, namun saya selalu suka di kala ia mulai

kambuh kecemburuannya. Saat itulah saya selalu merasa ada di hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.