Langsung ke konten utama

IntermezZo bersama Candra Asmara

Ica : Wa,damang?

Candra : keur damang. aya naon sistah?

Ica : Teu...ngeCek we hungkul

Candra : Naon, bradah sieun urang bunuh diri nya?ahahaha Kumaha geus libur, bradah?

Ica : Geus mulai libur. Lagi menunggu detik - detik kkn.

Candra : kkn dimana?

Ica : Pameungpeuk, Garut. Maneh kkn teu, dimana?

Candra : Can apal ui...tanggal sabaraha kkn...dari sampe tanggal berapa?

Ica : Ngga tau. Bulan juli, kayanya abis pemilu sampai agustus pertengahan

Candra : smangat, bradah!Teu karasa geus rek smt 7 deui..blm juli kkn,agustus smt 7. februari urang ppl,skripsi,pra sidang,sidang,,aw.aw..

Ica : Heu euh...terus jadi bapa bapa we akhirna...

Candra : Ibu ibu..boga anak,,anakna punya anak, jd nenek, keriput,mata plus,uban, ompong, pikun...

Ica : Terus jadi taneuh deui dimakan cacing bilatung..waktu..

Candra : teuing waktu urang sabaraha lila deui..jasad ka taneuh, jiwa ka mana...
==================================================================

DEG.!
lantas ke mana jiwa kita akan bermuara pada akhirnya??

Komentar

  1. tipikal candra asmara dan aisya meinanda.
    semoga kalian berbahagia selamanya.
    :))

    BalasHapus
  2. tipikal yang bagaimanakah itu saudara lia?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.