-Vitria Rachma Octorina- via commentar on the note "Tuhan Telah Mati" on Facebook."Banyak orang tertawa tanpa mau menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak
orang cepat datang ke shaf Shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih.
Sayang, ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti
penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar
memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering, dan hampa tanpa penghayatan.
Hilang tak dicari, ada tak disyukuri ......."
Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .
Komentar
Posting Komentar