Seorang teman saya yang Merdeka menyanyikan sebuah lagu berjudul “semangat baru” dengan liriknya yang berujar “jadi pribadi baru”, sebuah lagu yang digunakan theme song iklan promo minuman soda dinyanyikan Ello dkk., pada saya tepat dengan kedua matanya menghujam ke hati. Cara matanya memandang sedikit banyak mengiris hati. Entah, mungkin memang saya sedang dalam keadaan labil 6 bulan belakangan ini. Terpancar jelas dalam sorot matanya dia sama sekali tidak suka dengan ekspresi kejiwaan saya yang naik turun. Hahaha.... Comro bilang, “teman – temanmu itu sangat berpengaruh buat kamu ya? Ketiadaan mereka juga menghilangkan keceriaanmu.”. Setiap kali ia berbicara tentang itu, saya tidak pernah dapat mengembalikan satu patah kata pun. Mungkin tidak juga, tapi mungkin dia benar juga. Mungkin tidak. Mungkin iya.
I do feel that there’s something not right.
Yah, tahun baru. Sebuah angka yang menjadi nyata, waktu yang semakin menyempit. Saya juga tidak bisa terus berjalan di tempat yang sama. Ada banyak tuntutan kenyataan yang sudah tidak bisa saya dorong untuk menjauh lagi. Tuntutan yang terus mengejar – ngejar saya, sudah tidak bisa berkelok lagi. Waktunya sudah tiba untuk menatap dunia nyata, berubah dan menjadi berbeda. Langkah baru, pribadi baru, semangat baru. Saya tidak bisa selamanya jadi mahasiswa atau yang terus tinggal seatap dengan orang tua. Pada akhirnya saya harus menjalani kehidupan sendiri. Tahun baru ini, waktunya kah untuk tancap gas?
Bisakah keluar dari kelemahan, bergulat dengan kemalasan, dan menjadi pemenang?
I do feel that there’s something not right.
Yah, tahun baru. Sebuah angka yang menjadi nyata, waktu yang semakin menyempit. Saya juga tidak bisa terus berjalan di tempat yang sama. Ada banyak tuntutan kenyataan yang sudah tidak bisa saya dorong untuk menjauh lagi. Tuntutan yang terus mengejar – ngejar saya, sudah tidak bisa berkelok lagi. Waktunya sudah tiba untuk menatap dunia nyata, berubah dan menjadi berbeda. Langkah baru, pribadi baru, semangat baru. Saya tidak bisa selamanya jadi mahasiswa atau yang terus tinggal seatap dengan orang tua. Pada akhirnya saya harus menjalani kehidupan sendiri. Tahun baru ini, waktunya kah untuk tancap gas?
Bisakah keluar dari kelemahan, bergulat dengan kemalasan, dan menjadi pemenang?
Komentar
Posting Komentar