Langsung ke konten utama

Jadi Korea

Blog saya ber-iPod sekarang. ngga cuma lagu, videonya juga bisa liat. hahaha, tapi isinya begitu korea. Mensch! dulu saya sangat menghina dina segala unsur korea maupun mandarin, pokoknya yang matanya perem itu loh..(duh, jadi rasis! maaf maaf). Maksudnya saya memang kurang suka dengan apa - apa yang oriental, saya ngga suka drama korea ataupun mandarin yang ceritanya sediiiiiiiiih mulu. Ceritanya tak pernah menanggalkan ketiga unsur berikut: cinta segitiga, silsilah keluarga, si kaya dan si miskin. See? Kaya sinetron di negeri ini aja, cuma bedanya sinetron kita lebih lebay. Ada unsur telenovela nya itu, yang sangat drama dan didramatisir pula.



Tetapi sialnya saya makan ucapan sendiri. Jaman SMA temen - temen saya lagi terjangkit demam drama korea. Edun pisan lah, tiap hari ngomongin drama korea mulu yang lagi tayang di salah satu statsiun televisi swasta (sampai sekarang masih setia memutar drama korea setiap sore menjelang senja). Benci banget saya. Saya dulu terlalu Barat-Sentris pemikirannya. so so an aja pengen beda dari yang lain. hahahaha... dan sekarang toh pikiran saya malah jadi membelot, lebih nasionalis dan terbuka terhadap segala kebudayaan di dunia. Nah, back to the drama korea, pas waktu itu saya ngga sengaja liat tayangan ada rumah bagus banget. Di pinggir pantai dan sebagian besar terdiri dari kaca. Saya kira lagi tayangan rumah unik, ternyata drama korea berjudul FULL HOUSE. Saya naksir berat sama rumahnya, jadi keterusan nonton drama korea Full House itu. Ternyata eh ternyata filemnya bisa bikin saya ngakak jumpalitan. Itu drama korea pertama yang saya suka. Tidak ada lagi yang lain. Cuma Full House. Jadilah Full House drama korea terfavorit saya. Tapi saya salah, lamaaaaaaaa sesudah Full House saya lihat lagi di statsiun televisi yang sama sebuah drama korea berjudul COFFEE PRINCE. Ini juga sama, bikin saya ketawa ngakak sekaligus inspiratif. Gara - gara si Coffee Prince ini saya jadi terobsesi pengen bikin kedai kopi dan jadi Barista sampai sekarang. Sampai sekarang belum ada lagi drama korea yang menarik saya. Cuma dua itu. Full House dan Coffee Prince.
Tapi saya masih membuka lowongan ko, pada drama korea lain yang mau saya jadiin koleksi dvd nya...heu.

Travel Blogs
Travel blogs
Nitip Link Blog

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

2:29 am WIB : INSOMNIA

Insomnia adalah gejala [1] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. [2] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur. (Wikipedia) Saya tertidur pukul 21.30-an WIB dan terbangun pukul 23.00-an WIB. Sejak saat itu hingga sekarang saya belum bisa kembali tidur. Mata saya bahkan segar meski tubuh terasa lelah. Otak saya berputar - putar. Jelas, ini bukan kali pertama saya insomnia. Kesulitan tidur sudah menjadi teman akrab, atau bahkan bisa dibilang kebiasaan? mungkin.

Hari Ini, Hari Chairil Anwar: Mengenang Sang Pujangga Nakal

Bolehlah saya mengatakan kalau Chairil Anwar adalah penyair paling mencolok, paling mahsyur di Indonesia. Gaung namanya tak lekang oleh waktu. Tak perduli kamu suka sastra atau tidak, nama Chairil Anwar pasti pernah mendarat di telingamu. Salah satu puisinya pernah kamu baca, meski sebatas di buku pelajaran SMP/SMA. Iya 'kan? Baca Selengkapnya >>