Langsung ke konten utama

Seperti di Kejar Setoran Angkot

Hahaha.... Semester sibuk dan minggu - minggu sibuk sudah tiba. Saat UTS menghantui dan kewajiban untuk ngumpulin Gliederung + BAB I Kolloquium (Proposal buat skripsi) semakin dekat waktunya. Senin besok harus dikumpulin. Saya memperhatikan teman - teman yang memanfaatkan jatah absen kuliah untuk membolos dan konsen bikin Gliederung dan BAB I. Kepala pening, tidur di antara tumpukan buku - buku, kondisi yang semakin hari semakin akrab saja. Mata dipaksa melotot selama mungkin di depan layar komputer, gerigi - gerigi otak terus dipacu untuk berputar. Kopi pekat disiapkan supaya mata bisa terus melek, jantung terus memompa darah ke otak biar bisa mikir.


Seperti dikejar setoran angkot. Begitu. Ya, begitu. Bedanya, setoran angkot bisa ngutang dulu kalau belum memenuhi target. Sedangkan ini, ga bisa di tunda - tunda. Berani ngutang, berarti tahun depan ngulang. KAPAN LULUS NYA KALAU GITUUUU.....???? 
Keep fighting, guys. Wir schaffen das! 

Gliederung saya setelah 2 kali bolak balik revisi...

Postingan populer dari blog ini

Senggama Sastra dan Lagu Lama

Pagi menjelang siang tapi belum waktunya untuk menjemput si kecil pulang. Pada rongga waktu itu saya isi dengan membaca buku. Setelah terhempas gelombang kehidupan, saya sering kali merasa kosong. Lalu saya menceburkan diri ke dunia baca, terutama karya sastra Indonesia. Ada yang mudah dimaknai, adapula yang kalimatnya perlu dibaca berulang kali. Lalu saya duduk di kursi dan membuka buku. Tiba-tiba saya ingin menambahkan suasana. Saya memilah-milih kumpulan lagu dalam iPod. Bosan, hingga teringat ada kebiasaan lama yang ingin saya lakukan. Ya, mendengarkan radio. Saya nyalakan radio dan mengarahkan transistornya ke saluran 91.7 FM, namanya INB Radio Bandung. Dulu tak sengaja menemukan saluran tersebut, menjadikannya station favorit. Ternyata.... Baca Selengkapnya >>

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.