Langsung ke konten utama

Where is The Save-(money)-Key??

Bukankah hemat pangkal kaya?? Kalau menabung lama - lama bisa jadi gunung?? Gee... kenapa saya ga pernah bisa menabung?! sial. sial. sial. Pedahal udah niat banget buat nabung, terlebih setelah beres UAS nanti saya berencana backpacking ke Malang. Menuju Pulau Sempu dan Ranu Kumbolo juga Mahameru. Tapi kemana sih perginya uang - uang yang sudah saya sisihkan?? Hey, kalian kemana?? kenapa mendadak pergi, menjadi ada?! Tolol ya, saya ngga pernah tau kemana perginya uang - uang itu. Hilang tanpa mengucap selamat tinggal.



Kalau begini, saya bisa ngga jadi backpacking ini mah! argh, SCHEISSE!!
                                                   I NEED TO:

Komentar

  1. huwaa...
    rencana yang sama dengan saya
    "backpacking habis UAS"
    tapi tujuannya beda

    hahaha
    emang susah nabung.kalo akku menerapkan sistem "jadi gembel di kampus", gak bawa dompet, cukup uang seadnya, pulang, sisa uang lsg masuk celengan yg gak bisa dibuka... hahahaha

    BalasHapus
  2. hehehehe...


    rintihan hati yang perlu di bantu..
    ;)


    Emang bner gan, ku dah lama nabung, tapi cepet perginya.
    :(

    So, gk mending gk usah nabung, tapi





    GO FREEDOM..!!!
    peace..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.