Langsung ke konten utama

Italy lagi, lagi lagi italy

Niat mendukung tim lain di gelaran piala dunia kali ini, tapi lagi - lagi malah Italy yang muncul di hati. Entah. Pedahal saya meragukan kiprah sang juara bertahan ini di piala dunia ini kali. Di Piala Eropa kemarin saja mereka bermain tak meyakinkan, saat uji coba piala dunia malah kalah dari Mexico 1-2. Oh, Italy....


Sejak Piala Dunia tahun 1998 di Perancis, saya belum pernah pindah ke lain hati. Selalu saja mendukung tim berjuluk Azzuri. Kali ini saya ingin mendukung tim lain, lebih tepatnya tim - tim kuda hitam. Saya ingin mendukung Korea Selatan, meski sebetulnya saya masih dendam dan sakit hati karena mereka mengalahkan Italy di ajang Piala Dunia 2002, di mana kala itu mereka yang menjadi tuan rumah dan pada semi final menaklukkan Italy dengan golden goal sang Ahn Jung Hwan. Saya tidak terima kekalahan itu, karena wasit berpihak pada tuan rumah. Jelas dan terbukti. Tapi perlu saya akui, permainan Korea Selatan bagus, bahkan kemarin mereka berhasil mengalahkan Yunani. 
Niat tinggal niat. Tetap saja hati ini berwarna biru. Untuk Azzuri. Meski para pemainmu banyak yang kini tak saya kenali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.