Langsung ke konten utama

Anger Management

Anger Management, that's what I really need now.

Saya merasa menjadi orang yang sangat buruk akhir-akhir ini. Apa-apa bikin kesel, selalu aja marah-marah. Kemarin saya berantem sama sopir angkot gara-gara angkot dia mepet melulu ke arah motor saya. Meluncurlah kata-kata kasar dalam bahasa sunda juga umpatan nama binatang. Saya bahkan nyaris nonjok si sopir yang mukanya super duper nyebelin kaya Emak nya Oneng Bajuri. Kalau teteh saya yang nungguin di dokter gigi ngga miskol-miskol saya melulu, bisa jadi saya adu jotos sama sopir angkot itu. 


Kadang-kadang kasian juga sama Comro yang sering kena damprat kekesalan saya.
Semrawutnya kondisi lingkungan saya berada sekarang mudah sekali membuat saya naik pitam. Ngumpat sini, ngumpat sana, cemberut sini cemberut sana. Tadi pas pulang dari kampus nyaris saya mau marah-marah sama calo angkot di cileunyi yang ngga berhenti nanya saya mau ke mana.
"Ke Caheum, neng? Gede Bage, Neng? Kamana, Neng?Cibiru? Caheum? Gede Bage?"
Saya ngga perlu bilang mau ke mana kan, toh itu bukan urusan situ! Wong, saya bisa naik angkot sendiri!  
Saya menahan-nahan kalimat itu dalam tenggorokan saya biar ngga keluar. Akhirnya, karena si calo ngga berhenti nanya, saya pergi menjauh, meski dalam hati ngga berhenti mengumpat.

Belum lagi ngumpat sama segerombolan anak ababil yang motor-motoran, berisik, lewat depan rumah saya. Dulu, komplek rumah saya begitu nyaman dan tentram. Seiring waktu berlalu, makin banyak areal pesawahan sekitar komplek rumah saya dijual dan dibangun rumah-rumah "wah" yang penghuninya tak pernah beramah tamah dengan tetangga "senior". Kemudian akses jalan mulai dibuka, yang dulu adalah pesawahan, kini menjadi jalan penghubung komplek belakang dengan komplek saya. Alhasil, makin banyak kendaraan bermotor yang berseliweran lewat depan rumah. 
Paling sebel kalau yang lewat itu anak SMP juga SD yang so jago nge gas motor. An****, gandeng pisan lah! Kecil-kecil belum pantes berkendara motor sendiri tapi udah belagu berasa keren. Aneh banget sama orang tuanya. Waktu itu ada anak kecil yang jatuh dari motor ke selokan depan rumah. Saya sih ngga kasian, ya salah dia sendiri. Kecil-kecil so jago. Nangisnya lebih kenceng dari suara knalpot motornya pas dia gas buat ngebut. 

Ditambah lagi pemerintah yang tingkahnya makin norak! Alamak, kesal kali awak dibuatnya! Pengen rasanya menjatuhkan bom atom di atas gedung DPR.

Kadang saya ingin, ya sudahlah tenggelamkan saja Indonesia. Biar sekalian semuanya miskin dan mulai lagi dari NOL!

Komentar

  1. terima kasih ya atas visitingnya....weblog ini juga bagus koq.....salam...

    BalasHapus
  2. makasih atas kunjungan baliknya...

    BalasHapus
  3. KAMU gak sendiri temaan. hahaha.
    aku juga tipe manusia yang susah mengendalikan emosi.
    about anak kecil yang suka ngegas motor kenceng2! EXACTLY!! aku ngomongnya jorok mulu kalo liat anak2 kecil sok gede gt
    hehehe x)

    BalasHapus
  4. Hans>> Yes! hahaha....mari kita bersatu ngejorokin anak kecil yang so so an. Lho?! apalagi kalau suara knalpotnya cempreng...

    Muh>> hadoooh...mudah-mudahan sabarnya bisa diperpanjang terus.

    BalasHapus
  5. Marah memang terkadang susah dikontrol sob, aku juga sering kok gara-gara sesuatu yang kecil kemarahan ku bisa meledak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.

Si Kembar Lahir

Ada empat orang bapak menunggu istrinya yang sedang melahirkan. Keluarlah suster dan memberi selamat kepada Bapak yang pertama.  Suster    : Selamat, anak Bapak kembar! Bapak 1 : Kebetulan saya kerja di PT. Kacang Dua Kelinci Kemudian Suster menghampiri Bapak yang kedua Suster   : Selamat, anak Bapak kembar tiga! Bapak 2 : Oh, ngga heran, saya kan kerja di PT. Tiga Roda. Berikutnya Suster menyampaikan kebahagiaan kepada Bapak yang ketiga Suster   : Selamat, anak Bapak kembar tujuh! Bapak 3 : Ah, pasti dong, saya kan kerja di PT. Bintang Tujuh Tiba-tiba Bapak yang keempat jatuh pingsan. Ternyata dia tidak dapat membayangkan jumlah anaknya, karena dia anggota Densus 88!! Sumber: Tidak diketahui dengan jelas.