Saya ada masalah dengan gigi. Itu sebabnya saya duduk di ruang tunggu poliklinik gigi. Sebelumnya saya sudah foto rontgen yang menunjukan 3 gigi graham harus di cabut karena berlubang dan satu gigi lagi yang baru mau tumbuh harus dioperasi karena posisinya yang miring. Jadi, akarnya itu tumbuh ke samping bukannya ke bawah. Ngga ngerti juga kenapa. Saya fobia sama dokter gigi, oleh sebab itu saya ngga pernah ke dokter gigi buat ngobatin gigi saya yang berlubang waktu saya kelas dua SMA. Tapi gara-gara nyeri yang luar biasa pas bulan puasa kemarin, saya mengumpulkan keberanian untuk pergi ke dokter gigi.
Tapi postingan saya kali ini bukan tentang gigi. Saya duduk di kursi ruang tunggu dengan gelisah. berdiri, duduk, berdiri, duduk, liat atap, tengok kanan kiri. Bukan bukan. Saya bukan ketakutan karena harus masuk ruang dokter gigi, tapi perasaan saya memang sedang tak menentu. Ada ketidakpuasan dan kekhawatiran yang mengendap dan tak pernah bisa saya jelaskan di sana.
Tapi postingan saya kali ini bukan tentang gigi. Saya duduk di kursi ruang tunggu dengan gelisah. berdiri, duduk, berdiri, duduk, liat atap, tengok kanan kiri. Bukan bukan. Saya bukan ketakutan karena harus masuk ruang dokter gigi, tapi perasaan saya memang sedang tak menentu. Ada ketidakpuasan dan kekhawatiran yang mengendap dan tak pernah bisa saya jelaskan di sana.
"Kamu tahu, di serial Smallville ada yang namanya fortress of solitude." ujar saya pada Comro.
"Apa itu?" tanyanya.
"Benteng kesendirian." jawab saya.
"Ah, kamu ini kebanyakan nonton film." timpalnya.
Ouch. It's hurt, but it's true. Bener juga kata Comro. Saya kebanyakan nonton film. But, what I'm trying to say here is...I'm lonely. Saya lelah dan saya ingin istirahat. Saya ingin punya satu tempat untuk menenangkan batin. Membebaskan diri dari semua yang terasa mengekang, lari jauh dari segala kekhawatiran yang saya rasakan. Saya ingin melemaskan hati dan pikiran, melemahkan diri dari pukulan-pukulan dalam dada saya, menutup telinga dari teriakan-teriakan yang entah darimana asalnya. Saya ingin di satu tempat saya merasa bahagia dan tidak khawatir.
Ada beban yang menggelayut dipundak.
Butuh tempat bersandar yang nyaman.
Menghela nafas tanpa ada yang mendelikkan matanya. Tanpa ada yang menganggap bahwa saya mengeluh.
Saya hanya ingin istirahat. Sejenak saja.
In a place, where no one can see me. no one can hear me, and no one can find me.
Komentar
Posting Komentar