Langsung ke konten utama

Ketika Kedudukan Sebuah Kondom Dipertanyakan

Sebuah acara di televisi menyadarkan saya, "oh iya, hari AIDS ya??". Lima menit kemudian ingatan saya mengantarkan sebuah gambar yang dibuat seorang teman sekelas zaman SMA kemarin (heh, 4 tahun lalu itu kemarin ya?!). Di sela-sela guru menerangkan dia menggambar seperti berikut:

sebetulnya ini gambar reka ulang. berhubung saya tidak punya file asli gambaran saudara Dwi, jadi saya reka ulang gambarnya untuk dihadirkan ke tengah pembaca.
Nah, lanjut berlanjut... di atas gambar ada tulisan, "Evil or Angel?"
di bawahnya, "Ketika kedudukan sebuah kondom dipertanyakan"
Di sisi lain gambar ada tulisan-tulisan berbunyi:
"KEEP your HEALTH, INCREASE your SIN, ENJOY your LIFE"

Bagi saya, corat-coret karib saya itu adalah kritik sosial, di mana kondom begitu pro dan kontra di kalangan masyarakat kita (apa sih di kita yang ngga pro dan kontra???) yang mengakunya sih masih berbudaya timur. Kondom dianggap sebagai alat kontrasepsi yang dapat meminimalisir resiko penyebaran virus HIV AIDS *juga kehamilan* (be safe, not sorry) namun secara implisit---terutama bagi orang-orang awam yang kurang cerdas---jadi seperti ajakan untuk ber-seks bebas ria. Okelah, ngga apa-apa lo tidur sana tidur sini sama pasangan yang beda selama lo pake kondom!
karena kondom membuat rasa aman dalam berhubungan seks bebas, yang diharamkan agama, terlebih agama islam. Nnnaaaah, exactly! kalau sudah berbicara agama, lalu haram, jadi ada dipersimpangan. Jadi kedudukan kondom itu di mana sebetulnya?? satu sisi dewa penyelamat, sisi lain adalah setan penjerumus. What do you think??


*kenapa saya memosting soal ini ya??* 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senggama Sastra dan Lagu Lama

Pagi menjelang siang tapi belum waktunya untuk menjemput si kecil pulang. Pada rongga waktu itu saya isi dengan membaca buku. Setelah terhempas gelombang kehidupan, saya sering kali merasa kosong. Lalu saya menceburkan diri ke dunia baca, terutama karya sastra Indonesia. Ada yang mudah dimaknai, adapula yang kalimatnya perlu dibaca berulang kali. Lalu saya duduk di kursi dan membuka buku. Tiba-tiba saya ingin menambahkan suasana. Saya memilah-milih kumpulan lagu dalam iPod. Bosan, hingga teringat ada kebiasaan lama yang ingin saya lakukan. Ya, mendengarkan radio. Saya nyalakan radio dan mengarahkan transistornya ke saluran 91.7 FM, namanya INB Radio Bandung. Dulu tak sengaja menemukan saluran tersebut, menjadikannya station favorit. Ternyata.... Baca Selengkapnya >>

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.