Postingan pertama dua ribu sebelas!!! Sebelas hari sudah tahun dua ribu sebelas ini berjalan...dari sebelumnya emang udah ingin buat go blog! tapi (kata orang sunda mah) can purun pisan...bahasa indonesianya apa ya??? bingung euy saya juga. pokona mah eta weh lah, makanya ngga jadi - jadi go blog! teh...
Namun pada akhirnya hari ini saya go blog! juga. bingung euy mau cerita apa yah...baiklah, seperti sebelum-sebelumnya malam tahun baru di bandung begitu padat sehingga saya urung keluar rumah. Dari mulai siang kota Bandung sudah menyempit, mobil-mobil berpelat nomor luar kota tumpah ruah di jalanan, jadi saya pikir mending ngendog di imah nongton Spongebob atau gogoleran. (eta mah emang pamalesan weh!)hahaha. Nda juga sih, pas sorenya badan saya meriang, emang lagi tidak sehat. Flu nu teu pararuguh. Ya sakit tenggorokan, ya idung mampet, bikin jadi rarungsing (baca: uring-uringan). Pedahal tadinya saya sama Comro pengen menikmati wedang jahe sama sego kucing di angkringan jogja yang buka cabang di kota Bandung. Loh, ada ya emang?? Ya ada dooong...yang saya tau, ada di jalan gelap nyawang belakang salman ITB, terus ada lagi juga di samping Telkom Gasibu, sama di depan STSI Buah Batu. Tapi berhubung saya meriang, kami memutuskan tidak jadi pergi, toh saya harus menyiapkan fisik buat outbond keesokan paginya bersama anak-anak panti Yayasan Nursentra.
Pagi-pagi tanggal 1 Januari di saat orang kebanyakan masih tepar karena berpesta tahun baru semalam suntuk, saya bersama rombongan pergi menuju Cantigi Camp di Cileunyi. Arena ini terhitung baru sebenarnya, baru dibuka setahun atau dua tahun belakangan ini. Enak banget jalanan lowong (baca: kosong), udara masih segar. Setelah berbagi tawa dan kesenangan sama anak-anak panti, sorenya saya dan comro beranjak cuma buat lihat ikan-ikan koi yang dipiara Om-nya abang ipar saya. Kasihan si Comro, dia sampai nge-ces lihat koi, pengen banget ternak kayanya dia. Koi-nya bagus-bagus, warnanya kontras banget, dan gede-gede. Emang kelihatan bedanya koi asli jepang sama koi lokal yang warnanya cenderung kusam alias tidak jernih.
Apalagi ya, selama sebelas hari ini?? Oya, senja pertama menyapa saya di tahun dua ribu sebelas. Lama tidak jumpa dengan Senjana Jingga. Bagaimana tidak? Bandung mendung terus menerus, musim hujan sepanjang tahun tanpa pernah memberi kesempatan pada kemarau untuk datang menyapa. Senja saya hilang tanpa pernah memberi kabar di mana ia bersebunyi. Beberapa hari yang telah lalu, dia datang lagi meyapa saya saat saya tengah berada di bis menuju ke rumah. Hai, Senja, lama tak jumpa. Warnamu masih memesonaku!
Kesialan saya yang pertama tahun dua ribu sebelas, adalah (kemungkinan) saya tidak jadi maju sidang bulan februari sekarang!(sebetulnya, kata baku yang benar adalah Pebruari). Scheisse! Bab 4 saya belum beres, tapi saya masih bersemangat untuk mengejar dikumpulkannya skripsi saya tanggal 19 Januari ini, tapi mungkin agak memberatkan. Karena itu berarti maraton bimbingan. Saya mendapat signal "tak direstui" oleh Sang Editor... kalau ngga februari, berarti april atau mei. Damn. Merasa sangat berdosa pada Mama tercinta karena mengingkari janji. "Tuhan, saya tahu saya banyak dosa, makanya Kamu masih menahan-nahan rejeki saya supaya saya bisa belajar apa kesalahan saya".
Kemarin saya melupakan sejenak kesialan saya. Karena eh karena kemarin akhirnya saya jadi juga beli Vietnam Classic Drip. Sebuah coffee maker tradisional a la Vietnam. Alatnya sangat mungil dan menarik sekali. Kopi yang dihasilkannya juga sangat kental. Prosesnya, kita menaruh alat klasik ini diatas cangkir atau gelas kecil, lalu kopi dimasukan ke vietnam drip (satu atau dua sendok teh), kemudian di press menggunakan alatnya yang ada di dalam vietnam drip, baru di seduh air mendidih. Perlahan kopi akan menetes dari bawah vietnam drip ke dalam cangkir. dalam 5-8 menit, jadilah kopi yang kental dan nikmat. Kalau ngga suka kopi hitam, bisa ditambahkan susu kental manis atau gula yang dituangkan ke dalam cangkir (jangan ke dalam vietnam dripnya) dan jangan menggunakan kopi instan. Alat ini memang agak sulit ditemukan di toko-toko, hanya toko tertentu menjual barang ini. Kemarin sih saya beli di Supermarket Setiabudi (lt. 2, bagian Home Living) dan harganya Rp. 80.000,-. Tapi di internet lumayan banyak yang menjual alat ini. Begitu sampai di rumah, saya langsung coba buat kopi susu ala vietnam, kopinya saya pake Javaco Arabica yang dibeli Comro dan enak juga wangi. Nnnnaaaahhh....pagi ini saya membandel bikin kopi lagi, nyoba bikin pake kopi Jambi (sindrom barang baru). Hasilnya juga sama mantap. Tapi saya lebih suka yang Javaco ternyata, bingung sebenarnya menjelaskan perbedaan rasanya. Yang jelas efek kopi jambi buat saya lebih strong, lebih membuat jantung saya berdebar. Kopi Jambi punya saya grindernya terlalu halus, sehingga ada sedikit ampas yang melewati saringan Vietnam Drip. So far, saya suka banget sama alat ini.
Komentar
Posting Komentar