Langsung ke konten utama

Jeram Palayangan

Sejenak melupakan tenggat waktu tugas akhir, saya menerima tawaran sepupu saya, Eka, tanpa pikir panjang untuk menjajal arung jeram di sungai Palayangan, Situ Cileunca, Pangalengan. Saya dan Eka sama-sama sedang dalam penyusunan skripsi yang ngga beres-beres itu. Kenapa sih, ngga beres-beres??
Entahlah...memang aneh banget. 
Baiklah, hari sabtu malam saya dijemput Eka selepas Maghrib, saya memutuskan untuk menginap di rumah Eka di Cimahi karena hari Minggu harus berangkat pagi-pagi, jadi daripada kesiangan dari Bandung ke Cimahi ya mending menginap saja. Eka saat itu kebetulan ada acara di kampus nangor, dia seorang mahasiswi tingkat akhir Sosial Ekonomi (Agrobisnis Pertanian) Unpad. Sama seperti saya, tingkat akhir yang seperti tiada akhirnya di Sastra Jerman, jadi pulangnya dia mampir buat jemput saya. Hufft...Lupakan sajalah dulu!

Bangun pagi-pagi dengan semangat dan antusias menyambut pengalaman baru. Hari minggu kemarin adalah pengalaman pertama saya mencoba arung jeram (setelah penantian panjang), kebetulan gratis pula soalnya tante saya suka rela membayari. yihuuuuuy....

Kami diberitahu untuk ngumpul di STIKES A. Yani Cimahi jam setengah tujuh pagi, sampailah kami on time dan...yes no one there. Cuma ada mobil dan supirnya saja. Saya pikir akan berangkat bersama teman-teman dari STIKES tapi ternyata bukan. Kata sang Sopir, teman-teman yang lain minta dijemput sebagian di Rajawali dan sebagian lagi di Dago. Great, habislah waktu di jalan untuk menjemput orang-orang itu, mending kalau saat kita dateng mereka sudah ada, ini kita harus menunggu dulu kedatangan mereka hingga setengah jam. Blah, blah...same old song

Itulah saat pertama kali saya berkenalan dengan teman-teman dari Avicena. Percaya atau ngga, sampai sekarang saya masih bingung apa itu Avicena. Tiba-tiba saja saya dan Eka terjebak diantara mereka karena arung jeram gratisan. Sepertinya itu adalah sebuah klab atau mungkin juga komunitas. Entah, yang penting arung jeram. Sekitar jam 9an nampaknya kami baru benar-benar meluncur ke Cileunca. Saya yang sudah beberapa hari belakangan terperangkap dalam jaring begadang, tertidur selama perjalanan. Lagu-lahu folk milik Joan Baez (ugh, no wonder Soe Hok-Gie loved her songs. Great songs, great singer) membuat saya cepat terlelap. 

Menjelang dzuhur kami tiba di Situ Cileunca. Air dari situ inilah yang mengaliri sungai Palayangan. Saya segera mengganti pakaian dengan T-shirt dan celana pendek. Hujan rintik-rintik membuat saya menggigil kedinginan. Brrr....teman-teman berarung jeram saya saat itu semuanya berkerudung, termasuk Eka. Jadi cuma saya yang pakai T-Shirt tangan pendek dan celana pendek. Alamak, dinginnya....bulu-bulu ditangan saya berdiri. Berhubung kamera saya tidak anti air, terpaksa saya taruh di tas, toh sudah ada seksi dokumentasi dari Avicena. Arung Jeram dalam keadaan hujan memang mengasyikan. Setelah mendengar briefingan dari skipper seputar berarung jeram dan menjalani simulasi sepuluh menit di situ Cileunca, kami pun mulai bergerak menuju sungai. Hujan membuat jalanan jadi licin, di jalan turunan menuju sungai saya akhirnya jatuh dan meluncur ke bawah dengan pantat sebagai kakinya. 

Sungai Palayangan ini tingkat kesulitannya berada di grade III-IV, lintasan pengarungan sepanjang 5 km +/- 1-2 jam (kemarin saya sih sekitar 1 jam), dan lebar sungai mungkin sekitar 3-4 meter (sotoy!!). Palayangan memang sungai buatan yang debit airnya berasal dari danau buatan bernama situ Cileunca, akan tetapi di awal-awal pengarungan cukup membuat satu sekoci berteriark teriak tiap kali sang Skipper berseru "BOOM" yang artinya kita menghadapi jeram di depan. 

Jeram pertama berjarak tidak seberapa jauh dari tempat start, makanya dikasih nama jeram selamat detang. Awal-awal airnya masih nampak jernih, tetapi setelah melewati jeram ke-5 yang dinamakan jeram kecapi karena ini adalah jeram yang terpanjang (saya bahkan nyaris terlempar dari perahu), air mulai kecokelatan. Senang rasanya basah-basahan, rasa dingin sudah tak terasa lagi, yang ada malah kesegaran jiwa. Sempat beberapa kali perahu kami nyangkut di bebatuan sehingga kami harus duduk bergoyang-goyang agar perahunya menggeser...haha. Tiap nyangkut, skippernya langsung teriak "goyang!". Lebar sungai yang sempit juga membuat kami harus sering-sering bertabrakan dengan dinding-dinding tanah dan batu. Ugh, Seru! Pengalaman pertama berarung jeram ini cukup membuat saya ketagihan untuk mencobanya lagi nanti kala ada kesempatan tiba. Soalnya kata mereka-mereka yang sudah berpengalaman belum pol kalau arung jeram tapi ngga kecebur. Sepertinya begitu... saya ngga gitu bisa berenang sebetulnya tapi penasaran juga rasanya kelempar dari perahu pas lagi "BOOM". 

Sepupu saya, Eka, baru duduk langsung minta difoto
SITU CILEUNCA
merenung bersama alam
dengan mudahnya dia mengangkat saya!!
eka, saya, bersama Avicena
macam bener aja...motretnya. ha!

PALAYANGAN
tempat simulasi, Situ Cileunca,
setelah briefingan sama kang Amin
perahu nyangkut, yang lain turun, 
saya dan eka menyempatkan buat berpotret dulu

CISANGKUY
pulangnya mampir dulu ke Cisangkuy, di sini terdapat 
penginapan (Villa) di tepi sungai. Arena ini
menawarkan selain rafting, juga flying fox dan paint ball
penginapan yang dibangun dari konstruksi bambu 
di Cisangkuy. Harmonisasi alam.

sungai Cisangkuy

Komentar

  1. Rafting, hobby unik dan mengasikkan, penyusuran sungai skrg dah jadi hobby plus bisnis...jadi memburu kesenangan, tetapi ada sisi bagusnya, melatih waspada....Rafting, penyusuran alam yg lain di banding caving atau mountaineering, yg lebih alam bgt..ehhehehe

    BalasHapus
  2. seru banget kayanya ya ca. jadi pengen coba.
    berapaan sih byrnya skali jalan ca?

    BalasHapus
  3. @ADIT>> Betul, mas. bergiat dengan alam, sungguh mujarab untuk menyejukkan jiwa yang mulai kering...dulu saya ngga suka naik gunung (prefer ke pantai.haha), barang yang dibawanya berat. hahaha. tapi setelah mencoba buat pertama kali tahun lalu ke semeru, saya langsung jatuh hati dan pengen lagi. sama dengan berarung jeram. Caving juga tampak seru, tapi masih belum berani. hanya kalau ada yang ngajak, mau juga. :)

    @HANS>> berhubung kemarin aku gratisan, aku ngga begitu tau persis. tapi sepengetahuan aku, kayanya tergantung organizernya. Sekali arung, harganya sekitar 150ribu-250ribu, juga tergantung paket yang kamu pilih. Tiap paket keuntungan yang didapet beda-beda juga...mau coba, Hans?? hayu atuh... :)

    BalasHapus
  4. Kayanya aku juga dulu ke sana, waktu arung jeram sama Jim dan temen2 bank Mega:D

    BalasHapus
  5. mauuuuu banget. :c tapi kapan yaa

    BalasHapus
  6. Jeram di sungai palayangan memang keren dan menantang, gan! Top markotop deh pokoke..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Hari Ini, Hari Chairil Anwar: Mengenang Sang Pujangga Nakal

Bolehlah saya mengatakan kalau Chairil Anwar adalah penyair paling mencolok, paling mahsyur di Indonesia. Gaung namanya tak lekang oleh waktu. Tak perduli kamu suka sastra atau tidak, nama Chairil Anwar pasti pernah mendarat di telingamu. Salah satu puisinya pernah kamu baca, meski sebatas di buku pelajaran SMP/SMA. Iya 'kan? Baca Selengkapnya >>

2:29 am WIB : INSOMNIA

Insomnia adalah gejala [1] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. [2] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur. (Wikipedia) Saya tertidur pukul 21.30-an WIB dan terbangun pukul 23.00-an WIB. Sejak saat itu hingga sekarang saya belum bisa kembali tidur. Mata saya bahkan segar meski tubuh terasa lelah. Otak saya berputar - putar. Jelas, ini bukan kali pertama saya insomnia. Kesulitan tidur sudah menjadi teman akrab, atau bahkan bisa dibilang kebiasaan? mungkin.