Saya bekerja menjadi Editor di sebuah penerbitan buku pelajaran di Bandung. Beberapa hari ini mengisi malam dengan berlembur di kantor. Besok saya wisuda. Pakai toga, baret, diiring orang tua. Ada yang kontras. Sudah sebulan meninggalkan dunia mahasiswa yang penuh gundah gulana dan idealisme intelek muda. Terasa manis dan menyedihkan. Saya belum terbiasa atau mungkin saya belum mau membiasakan diri. Kemarin terasa semakin jauh, besok tak terasa datang dengan cepat. Kemarin dan besok. Lorong demi lorong. Aneh sekali. Sungguh sungguh aneh. Saya memalingkan muka dari besok, memandang lirih pada kemarin. Dia berjalan mundur menjauhi saya.
Pagi menjelang siang tapi belum waktunya untuk menjemput si kecil pulang. Pada rongga waktu itu saya isi dengan membaca buku. Setelah terhempas gelombang kehidupan, saya sering kali merasa kosong. Lalu saya menceburkan diri ke dunia baca, terutama karya sastra Indonesia. Ada yang mudah dimaknai, adapula yang kalimatnya perlu dibaca berulang kali. Lalu saya duduk di kursi dan membuka buku. Tiba-tiba saya ingin menambahkan suasana. Saya memilah-milih kumpulan lagu dalam iPod. Bosan, hingga teringat ada kebiasaan lama yang ingin saya lakukan. Ya, mendengarkan radio. Saya nyalakan radio dan mengarahkan transistornya ke saluran 91.7 FM, namanya INB Radio Bandung. Dulu tak sengaja menemukan saluran tersebut, menjadikannya station favorit. Ternyata.... Baca Selengkapnya >>
Komentar
Posting Komentar