Saya bekerja menjadi Editor di sebuah penerbitan buku pelajaran di Bandung. Beberapa hari ini mengisi malam dengan berlembur di kantor. Besok saya wisuda. Pakai toga, baret, diiring orang tua. Ada yang kontras. Sudah sebulan meninggalkan dunia mahasiswa yang penuh gundah gulana dan idealisme intelek muda. Terasa manis dan menyedihkan. Saya belum terbiasa atau mungkin saya belum mau membiasakan diri. Kemarin terasa semakin jauh, besok tak terasa datang dengan cepat. Kemarin dan besok. Lorong demi lorong. Aneh sekali. Sungguh sungguh aneh. Saya memalingkan muka dari besok, memandang lirih pada kemarin. Dia berjalan mundur menjauhi saya.
Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .
Komentar
Posting Komentar