Langsung ke konten utama

Sejarah 24 Mei 2011

Saya sudah ada di salon sejak jam setengah 6 pagi. Hari di tanggal 24 Mei 2011 merupakan hari bersejarah untuk saya dan mungkin juga untuk sebagian besar orang lainnya yang diwisuda hari itu.

Orang tua saya tersenyum lega, seakan beban yang menggelayut selama ini terbang begitu saja.
Akhirnya studi saya berakhir sudah. Kenangan-kenangan masa kebebasan itu seakan tidak mempersilahkan saya pergi. Tapi seperti Gie bilang, ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan itu. Tapi semua akan dan harus berlalu.


 wajah ceria orang tua ketika mengantarkan anaknya
menuju gerbang masa depan
 saya, teman-teman dan dosen pembimbing saya (tengah) 
wisuda bersama-sama
 cinta bahagia dari teman-tema terdekat

Komentar

  1. waaaah selameeeet yaaaaa !! and sukseeees !!!! aduh jadi pengen cepet2.. *ngenes *barusemester2

    BalasHapus
  2. eh kelupaan, CONGRATULATIOOOOOOOOON! aku nyusul taun depan!

    BalasHapus
  3. OOT: jawab tanya aja....coba bacanya lebih teliti, ada kok tanggal pendakian Merapi kami...:)

    BalasHapus
  4. @Noni: thank you...

    @Hans: hahahahaha...saking terpesnanya kamu sampai lupa bilang conratulation ya?? hahaha. *PLAK!*

    @Mas Adit: Iya maaaaaaas....udah kebaca sekarang mah. hahaha

    BalasHapus
  5. wah selamat yak :D

    salam kenal :D maaf baru mampir.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.