Langsung ke konten utama

Solo di Kiara Payung

Hai, Blog, apa kabar? kalau ibarat barang, kamu sepertinya sudah mulai berdebu seperti benda-benda yang lama tak terpakai. Lama ya, saya menelantarkan kamu.

Saya memutuskan untuk berkeliling kiara payung saat yang lain sibuk makan di sebuah pendopo di kiara payung. Saya memang sering merasa tidak nyaman berada di tengah keramaian orang-orang yang saya tahu tapi tidak begitu saya kenal. Akhirnya saya berkeliling sendiri.
















Komentar

  1. pertanyaaannya adalah..dimanakah kiara payung itu??

    pertanyaan selanjutnya yang menggantung di benak saya adalah "foto-fotonya bagus..tapi kenapa harus diedit sedemikian rupa sehingga tidak natural?/"

    BalasHapus
  2. kiara payung di jatinangor, mas...

    saya suka aja edit-edit foto. hehehe

    BalasHapus
  3. aseeek. deket dong dari sini. lain kali aku temenin deh :P
    btw aku juga sama ca. nggak nyaman sama orang2 yg aku tau tapi aku nggak kenal, haha.
    seiman lagi kita.

    BalasHapus
  4. baru dengar aku kiara payung...aku aj yg ketinggalan kali ya.....but..bagus pic nya.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca : Trip to Malang-Semeru (Part 1) Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Ada yang Kesal

Hujan deras dan angin kencang mulai beraksi di luar. Saya duduk memandangi ponsel, berpikir sms apa yang akan saya kirim. Huh, bahkan saya tidak punya ide untuk menulis sms. Saya tidak menginginkan sms yang hanya berisikan pertanyaan, ‘sedang apa?’ Atau ‘sudah makan?’ Apalagi ‘di sini hujan. Di situ hujan juga?’. Sms yang hanya membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ dan hanya cerita yang tak berkelanjutan. Saya sadari betul saya butuh teman ngobrol, butuh teman untuk membunuh waktu, tapi sialnya saya tidak tahu topik apa yang enak untuk ngobrol.