Langsung ke konten utama

Trip to Malang - Semeru (Part 2)

Baca: Trip to Malang-Semeru (Part 1)

Saya sampai di Ranupani (2.200m dpl) sekitar jam 4 sore, karena baru berangkat dari Tumpang sekitar jam 1 atau 2 siang. Setelah mengurus perizinan dan tetek bengek formalitas di Tumpang dan Ranupani, kami siap mendaki Semeru. Dari Tumpang ke Ranupani dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam naik Jeep. Selama perjalanan kita disuguhi panorama alam yang luar biasa indahnya. Tebing, perbukitan, lembah, padang savana yang luas, pedesaan tempat tinggal suku Tengger, serta Mahameru di kejauhan.


Udara dingin seperti mencambuk - cambuk wajah saya, semangat pun meninggi untuk segera sampai di tujuan. Perjalanan kendaraan bermotor berakhir di Ranupani. Ranupani adalah sebuah desa tempat tinggal suku Tengger yang sudah ada sejak dulu sebelum ditetapkan menjadi Taman Nasional. Di desa ini terdapat dua danau yaitu, Ranupani dan Ranu Regulo. Saya tidak sempat melihat Ranu Regulo, karena langsung menuju perjalanan ke Semeru. Dari Ranupani kita harus berjalan kaki melewati jalan beraspal sejauh 500 meter sampai ke jalan setapak jalur pendakian. Menuju base camp peristirahatan, Ranu Kumbolo, dari Ranu Pane kami berjalan sejauh 10 km menyusuri jalan setapak  hutan Landengan Dowo (2.270m dpl) menembus rimbunan pohon akasia, dan  lebatnya semak belukar, melewati Watu Rejeng (2.300m dpl) yang berpanorama dinding batu dengan ketinggian 100 meter. Medannya bervariasi, ada yang landai, mendaki, dan turunan. Kami harus berhati - hati karena ada tanah longsoran, kalau terpeleset bisa - bisa jatuh ke jurang dan terdampar di hutan antah berantah. Selama perjalanan kami kerap bertemu dengan para pendaki lain, saling menyapa dan beramah tamah agar tetap semangat sampai tujuan. Dengan berat beban yang di bawa ternyata saya cukup kewalahan, perjalanan yang melelahkan, Ranu Kumbolo terasa jauuuuuuh sekali sampai - sampai saya dan teman - teman kemalaman di tengah hutan.  Yah beginilah...berjalan jauh menahan berat beban, jadi banyak istirahat gara - gara kurangnya persiapan fisik. Mau bagaimana pun tetap harus sampai di Ranu Kumbolo. Menuju Ranu Kumbolo kita akan menemui 4 pos peristirahatan. 6 Jam lamanya kami berjalan menuju Ranu Kumbolo, jam 11 malam kami tiba dan langsung mendirikan tenda dengan sisa tenaga yang ada, masak mie seadanya, lalu tidur.
P.S: belum jauh melangkahkan kaki dari Ranupani, kami sudah nyasar dan malah masuk ke daerah ladang penduduk. Untung bertemu penduduk sekitar yang memberi tahu kalau jalan kami salah. hahahaha. 

Pagi hari udara Ranu Kumbolo (2.400m dpl) menusuk sampai ke tulang rusuk. Menurut informasi, Ranu Kumbolo yang terletak di lembah ini suhu udaranya dapat mencapai 4-10 derajat celcius. Dingin, tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk keluar tenda dan menikmati pemandangan danau jernih dikelilingi bukit - bukit nan hijau. Indah sekali. Perjalanan harus kami lanjutkan menuju Kalimati, basecamp selanjutnya sebelum mendaki ke puncak. Setelah mengisi energi, masak dan makan sarden plus nasi, juga re-fill perbekalan air, kami berjalan lagi sejauh kurang lebih 3 km menuju Kalimati. Dari Ranu Kumbolo kami harus melewati sebuah tanjakan yang di namakan Tanjakan Cinta. Tanjakan ini cukup menguras tenaga, saya sampai berhenti 3 kali untuk mengatur nafas. Matahari cukup terik, tetapi angin berhembus kencang dan sangat dingin. Di Tanjakan ini juga saya temukan beberapa batu peringatan para pendaki yang tidak berhasil kembali.

Sesampainya di atas Tanjakan Cinta, kami beristirahat sejenak sembari menikmati indahnya Ranu Kumbolo di bawah sana dan Oro - Oro Ombo (sebuah padang rumput savana yang luas) di belakang kami. Saya semangat, akhirnya jalur landai! Oro - oro Ombo terletak di ketinggian 2.460m dpl, jalurnya landai berpasir dengan padang rumput dan bunga - bunga bermekaran. Setelah Oro - oro Ombo kami memasuki hutan bernama Cemoro Kandang (2.500m dpl), ini hutan ditumbuhi cemara hutan dan katanya kalau beruntung kita bisa melihat kijang di sini, tapi saya bukan orang yang beruntung itu. Sesekali saya mendengar suara babi dan ayam hutan juga di sini. Whew! Medan jalur mulai bervarisi lagi, dari mulai yang landai juga menanjak. Saya ngos - ngosan, kehilangan konsentrasi dan akhirnya kepala saya kepentok pohon yang melintang. Pedahal dari jauh saya sudah melihat ada pohon yang melintang. Hahaha, dudul. Di sini kami bertemu sama bule Perancis gila, namanya Mattias. Dia baru turun dari Bromo, naik ojeg ke Ranupani dan jalan kaki sampai Cemoro Kandang ini tanpa istirahat. Dia bilang dia mau muncak, perbekalannya cuma air dan wafer Tanggo. 12 km tanpa istirahat, verrueckt, ne?!

Antara Cemoro Kandang dan Kalimati kita melewati Jambangan, dari sini kita bisa melihat puncak Mahameru dengan jelas. Jambangan (2.700m dpl) ini terdiri dari hutan pohon mentigi dan padang rumput. Akhirnya kami sampai di Kalimati dengan waktu tempuh sekitar 2 Jam. Kalimati berada di ketinggian 2.700m dpl, namanya juga Kalimati jadi tidak ada sungai di sini. Hanya ada padang rumput kering dengan latar belakang pemandangan hutan cemara dan Mahameru. Sumber air terdekat dari Kalimati harus ditempuh dengan perjalanan 1 jam bolak balik, tapi hati - hati. Kita harus mengingat - ingat jalannya, kalau tidak kita bisa tersesat. Soalnya saya sempat kesasar juga di sini, setelah ngambil air dan mau kembali ke perkemahan saya nyasar dulu di tengah - tengah sungai besar yang sudah kering karena letusan gunung. Untung jalan setapak menuju ke perkemahan akhirnya ketemu. Hupppft....Nama sumber airnya adalah Sumber Mani, kita menyusuri Kalimati ke arah kanan menuju barat daya. Saya pikir mungkin dulunya Kalimati ini adalah sungai yang besar lalu kering karena letusan gunung Semeru. Saat mengambil air di Sumber Mani saya melihat batu kali bercampur batu - batu bekas letusan gunung. Di tempat ini juga saya gali lubang lalu tutup lubang buat BAB, angin dingin yang berhembus membuat perut saya bergejolak. Kalimati menjadi tempat istirahat terakhir para pendaki sebelum muncak, sebetulnya ada satu tempat lagi bernama Arcopodo yang biasa dijadikan tempat istirahat terakhir sebelum naik ke puncak. Jadi kita bisa memilih mau istirahat di Arcopodo atau di Kalimati. Jarak Arcopodo ke puncak tentu lebih dekat daripada Kalimati ke puncak. Malam sebelum muncak sempat hujan, tetapi untung hujan mereda dan tengah malam teman - teman saya bisa naik ke puncak. Saya sendiri sudah kehabisan tenaga sehingga memilih untuk beristirahat di tenda daripada memaksakan naik dan malah jadi merepotkan nantinya. Pagi hari nya saya sakaw mencari - cari terik matahari. Di pantai saya tidak suka berjemur, di gunung berjemur menjadi kegiatan saya paling favorit. Menurut cerita, menuju puncak medannya jauh lebih berat. Jalan terus mendaki tanpa ada jalan landai, medan berpasir, tebing dengan jurang curam. Dari Kalimati menuju Puncak dibutuhkan waktu kurang lebih 6 jam. Sebelum jam 9 pagi, para pendaki harus segera turun karena jam 9 lewat puncak Mahameru menyemburkan gas beracun yang sangat berbahaya.

Sebelum turun untuk pulang, kami berkemah satu malam di Ranu Kumbolo (lagi. horay!). Perjalanan pulang dengan jalan yang menurun terasa lebih cepat daripada saat pergi naik. Hahahaha. Dari Ranupane saya beserta rombongan pendaki lain naik truk menuju Tumpang, ternyata sebagian dari rombongan ada yang bertujuan ke Bromo, alhasil dengan ongkos pulang naik truk Rp. 30.000,- saya bisa mampir ke Bromo juga. Meski cuma singgah tapi cukup memuaskan lah. Sampai di Tumpang, kami nyewa angkot lagi dan kembali singgah di rumah Novi. Besok sorenya kami baru pulang menuju Bandung naik kereta Malabar Malang - Bandung (Rp. 80.000,- hmmm...ko beda sepuluh ribu ya, sama kereta Malabar yang berangkat dari Bandung??)

Meski jauh, saya ketagihan untuk kembali lagi ke Semeru. Semeru satu dari dua gunung yang ingin sekali saya daki. Di Indonesia ini saya hanya ingin mendaki Semeru dan Rinjani. Itu saja, cukup.
------------------------------------------------------------------------------------------
RANUPANI
  ----------------------------------------------------------------------------------------------
LANDENGAN DOWO
----------------------------------------------------------------------------------
RANU KUMBOLO
-------------------------------------------------------------------------
ORO - ORO OMBO
------------------------------------------------------------------------------
CEMORO KANDANG

        Atas: Buah Arbei hutan. Rasanya manis dan enak.  Kanan: Buah Ceplukan. Buahnya sembunyi di dalam daun, kalau sudah matang warnanya kuning. Rasanya manis agak asam seperti tomat.








--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JAMBANGAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
KALIMATI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARCOPODO - MAHAMERU

Komentar

  1. weh sangar mas brooo aq pengen... :D salam kenal minta supportnya ya juga di sini thanks :D

    BalasHapus
  2. thanks...tapi saya bukan mas mas....saya mba mba loh... :D

    BalasHapus
  3. wahhh seruu...
    hmmm...jadi pengen ke semeru :)

    foto2nya keren :)pake kamera apa kak?

    BalasHapus
  4. Retno>> kalau ada kesempatan, cobain lah ke sana, no. mumpung masih ada. :) wah, aku sih pake kamera digital biasa kok motretnya...cuma membidiknya pake hati. hahaha

    BalasHapus
  5. wow....
    bertemu petualang juga akhirnya saya...
    hehehehe....
    salam kenal ya....

    Aku udah 2 kali ke semeru, tapi belum satu pun yg muncak, agustus besok saya rencana mau kesana lagi, dan kali ini target saya adalah puncak...

    Tukeran link ya, link mu sudah ada di blog saya...
    salam Lestari....

    BalasHapus
  6. Seru juga ceritanya. Foto2nya juga oke. Ternyata kamu cuma perempuan satu2nya....

    BalasHapus
  7. Bravo buat para pendaki Gunung..
    jadi kangen nich ma keindahan Semeru dan Bromo
    Sukses selalu

    BalasHapus
  8. ichaaa...seru bangeeettt....jadi ingin ke sana...

    BalasHapus
  9. mau bu?? hayu atuh. tahun depan beres wisuda aku mau nyoba ke sana lagi. masih penasaran, belum muncak soalnya. heuheu...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Hari Ini, Hari Chairil Anwar: Mengenang Sang Pujangga Nakal

Bolehlah saya mengatakan kalau Chairil Anwar adalah penyair paling mencolok, paling mahsyur di Indonesia. Gaung namanya tak lekang oleh waktu. Tak perduli kamu suka sastra atau tidak, nama Chairil Anwar pasti pernah mendarat di telingamu. Salah satu puisinya pernah kamu baca, meski sebatas di buku pelajaran SMP/SMA. Iya 'kan? Baca Selengkapnya >>

2:29 am WIB : INSOMNIA

Insomnia adalah gejala [1] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. [2] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur. (Wikipedia) Saya tertidur pukul 21.30-an WIB dan terbangun pukul 23.00-an WIB. Sejak saat itu hingga sekarang saya belum bisa kembali tidur. Mata saya bahkan segar meski tubuh terasa lelah. Otak saya berputar - putar. Jelas, ini bukan kali pertama saya insomnia. Kesulitan tidur sudah menjadi teman akrab, atau bahkan bisa dibilang kebiasaan? mungkin.