Langsung ke konten utama

Work and Hope

Banting setir dari sastra ke pertanian adalah pilihan. Mulai dari nol pengetahuan dan nol pengalaman, saya ngeureuyeuh (istilah sunda untuk memulai dari nol) untuk menjadi manusia yang lebih produktifdan lebih bahagia tentu saja. Meninggalkan dunia perkantoran yang sebetulnya bisa memberi kepastian pendapatan per bulan dan sangat memungkinkan untuk menabung, sekarang menempuh dunia usaha sendiri di bidang budidaya jamur tiram yang masih buram. Budidaya ini saya kelola sendiri, di bantu buruh tani harian yang berkeliaran di sekitar lokasi saya berbudidaya. Saya menimba ilmu dari pengalaman mereka dan petani-petani yang dengan senang hati menjadi tutor saya. Bukan hanya tentang teknik bagaimana budidaya jamur tiram itu, tapi juga tentang bagaimana saya harus berhadapan dengan bandar yang setiap harinya mengumpulkan hasil panen kami (para petani).
Semua orang tahu, yang namanya bandar atau tengkulak tidak pernah bisa mensejahterakan petani. Terkadang petani pun harus putar akal bagaimana 'mengakali' bandar itu. Karena bandar-bandar ini lah yang sesungguhnya memainkan harga di pasaran. Kalau harga sedang naik, itu tak seberapa lama dengan mudahnya turun bertahap. Tetapi kalau sudah anjlok, harga lama banget untuk naik atau kembali normal. Saya diberikan trik-trik dan motivasi untuk bisa "bermain" di luar bandar. Kalau saya hanya bergantung sama bandar yang ada, kemungkinan besar akan sulit untuk berkembang dan menutupi biaya produksi yang cukup besar. Bisnis ini kian hari kian menarik saja. Sejatuh-jatuhnya harga di bandar, so far saya menikmati pengalaman baru ini. Saya senang belajar hal-hal baru dan siap merencanakan strategi yang lebih matang di periode mendatang. Berhubung saya pemula dan modal finansial saya juga tidak seberapa, maka saya harus berpikir dan berpikir mencari akal agar bisnis ini bisa terus kontinyu. Beda hal-nya dengan "petani" (yang sebetulnya lebih layak di sebut investor) pemilik modal kuat yang cuma keluarkan uang dan tidak mengurusi budidaya ini secara langsung, mungkin mereka tidak begitu tahu bagaimana lelah dan susah-senangnya jadi petani. Lelah ketika harus manjat rak-rak buat panen jamur atau nyiram jamur, bagaimana kita harus berakrobatik di atas sebilah bambu menyortir bag log yang gagal panen, membersihkan kumbung (rumah jamur) agar terhindar dari hama, sampai senangnya melihat pertumbuhan jamur dari mulai bukaan bag log lalu tumbuh pinhead, tumbuh jadi jamur muda, hingga jamur dewasa siap panen. Melihat bag log yang rimbun dengan jamur-jamur seputih kapas sangat menyenangkan. Saya tidak mau memikirkan dulu apakah saya akan rugi atau untung dari sisi finansial, tapi yang pasti saya bisa untung banyak dari sisi ilmu dan pengalaman. Ilmu dan pengalaman ini akan menjadi bekal usaha saya ini kedepannya. Saat-saat sulit harus saya nikmati sama halnya dengan saat-saat bahagia, karena kata ayah saya segala kesulitan harus dihadapi dengan hati yang ikhlas agar bisa kamu nikmati dan kamu petik hikmahnya. Saya beruntung punya orang tua yang selalu mensupport saya. Ada beberapa teman saya yang gerah karena omongan tetangga soal dia yang sarjana tapi tidak duduk di kantoran. Akibatnya orang tuanya menyuruhnya untuk menjadi pekerja kantoran pedahal dia ingin menggeluti bidang usaha. Mungkin banyak orang tua yang berpikir kalau bidang wirausaha sulit mendatangkan uang. Memang benar. Apalagi tahap awal, seorang pengusaha harus jatuh bangun sampai benar-benar menikmati hasil jerih payahnya. Kalau pekerja kantoran kan sudah pasti di gaji per bulan dengan nominal yang pasti pula jumlahnya. Tapi kan ya, sarjana tidak harus melulu "menjual" ijazahnya untuk dapat duduk di kursi empuk ruang ac kantoran, kan? Sarjana seharusnya bisa juga hadir dengan pemikiran-pemikirannya yang memberikan terobosan dan manfaat untuk dunia sosial sekitarnya. Dukungan dari pihak terdekat tentu sangat berarti agar pemikiran itu bisa terealisasi. Hanya ya, kembali lagi kalau rezeki itu sudah ada yang mengatur. Setiap orang diberi jalan yang berbeda untuk bisa menjemput rezeki itu. Betul tidak?
Sepupu saya bantu-bantu panen.
Saya membersihkan jamur.
bersiap-siap menjadi dewasa.
saatnya panen.
piaraan kesayangan.

panen.
O ya, kalau ada yang berminat mau usaha jamur crispy atau keripik jamur, boleh tuh join-an sama saya. Buat yang hobi masak-masak di rumah juga boleh beli jamur ke saya. Langsung saya anter ke tangan konsumen deh. Kalau beli dari pasar kan biasanya si jamur itu udah lewat sehari. Jadi udah kurang seger. Kalau beli dari petani kan hasil panen hari itu juga. Jadi, kesegaran pasti terjamin. Hahahaha...promosi!! tapi untuk saat ini saya cuma melayani pesanan dari daerah Bandung dulu. hehehe...

N.B: usaha sampingan saya di Cyber Shopping jual T-Shirt keren kualitas distro. Visit ya....

Komentar

  1. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    kekurangan kita bukanlah sesuatu yang buruk .,..
    jadikanlah kekurangan kita sebagai kelebihan kita.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya, gan...ane pasti kunjung balik.. :)

      Hapus
  2. icaaaa. glad to see you resign dari last job. that job such a mess haha.
    aku selalu terobsesi sama jamur, karena dari kecil biasa dicekokin sama majalah anak-anak. ngeliat kamu jadi petani jamur sekarang, kok rasanya aku yang excited ya? seneng banget liatnya.

    orang ky kita kynya emang ga bisa kerja di kantoran ya ca. kita selalu butuh waktu untuk diri kita sendiri, jalani apa yg kita suka. emang sih, gaji di kantoran lebih pasti, jelas berapa dapat sebulan. tapi kebebasan kita kyk diambil. 5-6 days a week buat ngurusin kantor aja. sabtu minggu, kecapekn, tidur seharian. eh besoknya udah senin lagi. nggak ngerasa hidup banget deh. aku kemaren itu magang satu bulan, duh rasanya pengen bunuh diri aja kalo hidup kudu diatur tiap hari kyk gt.

    gatau knpa aku yakin bgt kamu bs berhasil sama ini jamur tiram ya?
    sukses ya ca!

    kita kudu traveling bareng nih kyknya, udah sama2 di bandung juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terobsesi gimana, Hans? hahahaha...mending kalau sabtu-minggu bisa tidur, lah aku mah dulu di kantor sabtu-minggu harus lembur, Hans...mualeeessnyooooooooo..

      Hapus
  3. mengunjungi blog yang bagus dan penuh dengan informasi yang menarik adalah merupakan kebahagiaan tersendiri.... teruslah berbagi informasi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Tua-Tua Keladi

Setelah melewati kemacetan Kebon Kalapa yang aduhai..hai..hai.. aduh padatnya, saya turun di pertigaan jalan Suniaraja-Otista-Kebon Jati. Dari situ saya mantap berjalan kaki ke jalan Kebon Jati, melawan arus kendaraan. Jalanan ini cukup padat juga, selain satu arah, banyak pedagang kaki lima di trotoar, juga angkot-angkot yang ngetem karena ada sekolahan di sini. Ruwet banget deh... matahari siang bolong terik, pedahal sewaktu saya berangkat dari rumah itu mendung loh...wah! Teruuuuuus saya berjalan naik turun trotoar, menembus kerumunan anak sekolahan, sampai di bangunan tua sebuah pabrik kopi. Ya, Javaco .

Hari Ini, Hari Chairil Anwar: Mengenang Sang Pujangga Nakal

Bolehlah saya mengatakan kalau Chairil Anwar adalah penyair paling mencolok, paling mahsyur di Indonesia. Gaung namanya tak lekang oleh waktu. Tak perduli kamu suka sastra atau tidak, nama Chairil Anwar pasti pernah mendarat di telingamu. Salah satu puisinya pernah kamu baca, meski sebatas di buku pelajaran SMP/SMA. Iya 'kan? Baca Selengkapnya >>

2:29 am WIB : INSOMNIA

Insomnia adalah gejala [1] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. [2] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur. (Wikipedia) Saya tertidur pukul 21.30-an WIB dan terbangun pukul 23.00-an WIB. Sejak saat itu hingga sekarang saya belum bisa kembali tidur. Mata saya bahkan segar meski tubuh terasa lelah. Otak saya berputar - putar. Jelas, ini bukan kali pertama saya insomnia. Kesulitan tidur sudah menjadi teman akrab, atau bahkan bisa dibilang kebiasaan? mungkin.