“Di luar hujan,” Rintik menatap ke luar jendela. “Bagus dong,” Aksa memeluk tubuh Rintik dari belakang. “Aku tidak bisa pulang,” ujar Rintik masih tetap menatap ke luar jendela. Aksa tersenyum lembut. “Tuhan maha mengerti kalau aku masih ingin bersama kamu,” tak dilepasnya pelukan itu. “Tapi Ibu pasti mencariku. Kalau aku tidak buru – buru pulang, Ibu pasti marah. Matahari sudah mulai tenggelam, Aksa,” “Justru itu. Artinya waktuku untuk bisa memelukmu seperti ini tinggal sesaat lagi,” “Kan masih ada hari esok,” “Esok itu masih lama,” Aksa membalikan tubuh kekasihnya, ditatapnya mata gadis itu sembari tersenyum. Tak pernah dirasakannya rasa sehebat ini, ia sungguh mengagumi makhluk terindah ciptaan Tuhan yang tengah berdiri di hadapannya, di peluknya. “Aksa...” “Hmm...” “Aku harus pulang,” “Di luar hujan, Cintaku,” “Aksa,” “Kamu masih mau pu...