Langsung ke konten utama

Postingan

Rinjani, A Joy and A Loss (Part 2)

Perjalanan di Rinjani memang panjang. Mulai dari Pos II Sembalun, bahu sudah mulai tak nyaman. Satu per satu barang tidak penting ditinggalkan di bale-bale setiap pos peristirahatan.  Perjalan di Rinjani memang panjang. Melihat Segara Anak dari dekat sungguh mengharukan dan tentu bikin jelalatan saking banyaknya bule berpakaian renang.  Meski keindahan tersebut  nyaris hilang  akibat salah jalan, nyasar hingga tepi jurang. Makanya lain kali janganlah paksakan untuk berjalan malam. Selain lebih melelahkan, juga suasananya terlalu mencekam. Ternyata Tuhan masih sayang dan beruntunglah kita, Comro, bertemu orang yang mau menunjukan jalur benar. Baca Selengkapnya >>

RINJANI, A JOY AND A LOSS

Read: Rinjani A joy and A Lost (part 2) Pada satu kesempatan saya pernah mengatakan satu keinginan pada si Comro untuk memperingati bersama pengulangan tanggal kelahiran alias ulang tahun di Rinjani. Kebetulan tanggal kelahiran kami hanya berbeda 4 hari, dia 6 dan saya 10. Tapi Gunung Rinjani jauh ya, berhubung saya di Bandung, dan saat itu kami masih mahasiswa tingkat akhir. Pertama ngga punya uang, kedua ada yang harus diprioritaskan. Yes, skripsi! Dua tahun setelah kelulusan, setelah masing-masing berjuang mengisi dompet sendiri, Comro menghubungi saya dengan  cool nya bilang, "kamu nabung ya. Kita ke Rinjani.". Tentu saja saya menjawabnya dengan, "Oke. kapan?" "Mei." begitu jawabnya. Tapi ternyata saya tidak bisa menabung dengan baik. Situasi finansial sedang carut marut dan rupiah-rupiah itu tak bisa diam di satu tempat. Pendek kata uang saya tidak cukup untuk pergi. Tapi Comro sudah bertekad kami harus pergi. "Kamu ngga usah piki...

LIBURAN KELUARGA PERTAMA

Apa boleh dikata, Pangandaran adalah pantai yang paling dekat dan mudah dijangkau dari Bandung. Saya dan keluarga sudah tak asing dengan pantai selatan ini, kebetulan Bapak saya kelahiran Banjarsari, sehingga perjalanan ke Pangandaran bagaikan pulang kampung bagi kami. 

A TRIBUTE TO COSTA RICA

Picture: http://idpict.com/ Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada para fans Jerman yang timnya sukses membombardir Brazil 1 - 7 di rumah sendiri. Bukannya saya membela Jerman, tapi sejak pertama kali menggandrungi sepak bola tahun 1998, saya memang langsung tidak suka Brazil. Seciamik apapun mereka main, saya yang masih duduk di bangku SD kala itu begitu rasis. Saya tidak suka tim yang banyak dihuni pemain berkulit hitam dengan wajah yang tak menarik. hahahaha... Tapi sekarang, berbeda. Masih tetap tidak suka Brazil, karena mereka sudah terlalu sering juara. Kalau juara lagi 2014 ini, akan membosankan. Selain itu sepanjang Piala Dunia kali ini, banyak kemenangan Brazil dipengaruhi keputusan wasit. Pertama saat seri melawan Meksiko di fase grup, hingga yang terakhir ketika kontra Kolombia, dimana gol tim kuda hitam Kolombia harus dianulir pedahal seharusnya sah. Jadi kekalahan 1 - 7 dari Jerman adalah harga yag pantas untuk "kecurangan" Brazil.

Usaha Sampingan

Cyber Shopping masih newbie . Hahaha...saya mencoba mencari peluang di tengah himpitan kebutuhan ekonomi. Meski masih awam dan coba-coba, akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba bisnis online ini, meski masih setingkat reseller/dropshipper. Lah, yang penting mah halal. betul? Di sela-sela waktu luang sebagai petani jamur, saya belajar bisnis dunia maya ini yang sebetulnya modal paling besar dan sulit di dapat adalah kepercayaan konsumen. Tapi, seperti Bang Beni bilang, "sabar...". Semua usaha memang harus didasari dengan kesabaran dan ketekunan. Dua hal yang sebetulnya paling sulit saya terapkan. Tapi di dunia baru saya sekarang, baik itu sebagai petani jamur dan pedagang online, saya harus belajar dan terbiasa menerapkan dua hal itu. Tuhan, berkati saya ya!! Follow dan visit Cyber Shopping sekarang ya... :D

Work and Hope

Banting setir dari sastra ke pertanian adalah pilihan. Mulai dari nol pengetahuan dan nol pengalaman, saya ngeureuyeuh (istilah sunda untuk memulai dari nol) untuk menjadi manusia yang lebih produktifdan lebih bahagia tentu saja. Meninggalkan dunia perkantoran yang sebetulnya bisa memberi kepastian pendapatan per bulan dan sangat memungkinkan untuk menabung, sekarang menempuh dunia usaha sendiri di bidang budidaya jamur tiram yang masih buram. Budidaya ini saya kelola sendiri, di bantu buruh tani harian yang berkeliaran di sekitar lokasi saya berbudidaya. Saya menimba ilmu dari pengalaman mereka dan petani-petani yang dengan senang hati menjadi tutor saya. Bukan hanya tentang teknik bagaimana budidaya jamur tiram itu, tapi juga tentang bagaimana saya harus berhadapan dengan bandar yang setiap harinya mengumpulkan hasil panen kami (para petani).

Kabar, Lama tak Menulis

Saya kehilangan kemampuan menulis. Seperti ada yang menyumbat aliran darah segar ke otak, hingga pikiran saya tak berbuah. Rasanya seperti terserang hama, membuat saya cukup lama vakum dari dunia tulis menulis. Mencoba memutar kotak memori beberapa bulan ke belakang, hari-hari saya dipenuhi kegiatan lembur dari kantor. Lembur terasa melelahkan, jika hasilnya tak terasa nyata. Pernah saya berlaku "nakal" bersama teman-teman sekantor, ketika waktu lembur kami pergunakan untuk berfoto ria (yang tentunya dilakukan secara bergerilya).